Fila: Kebangkitan Merek Sportswear Era 90-an dengan Gaya Retro – Dalam sejarah industri fashion olahraga, beberapa merek pernah merajai pasar dengan identitas kuat dan desain khas. Salah satunya adalah Fila, brand sportswear asal Italia yang sangat populer pada era 1980-an hingga 1990-an. Dengan gaya retro yang ikonis, Fila kembali menemukan momentumnya di era modern, bersaing dengan brand besar lain seperti Nike, Adidas, dan Puma.
Artikel ini akan membahas perjalanan Fila dari masa kejayaannya di era 90-an, penyebab menurunnya pamor merek ini, hingga bagaimana strategi kebangkitan Fila berhasil membawa brand tersebut kembali relevan dengan generasi milenial dan Gen Z.
Fila dan Era Kejayaan di Tahun 90-an
Fila didirikan pada tahun 1911 di Biella, Italia, awalnya sebagai produsen pakaian dalam. Namun, pada 1970-an merek ini bertransformasi menjadi brand sportswear premium yang mendukung berbagai cabang olahraga, mulai dari tenis hingga basket.
Ikon Olahraga yang Membawa Nama Fila
Nama Fila semakin dikenal luas ketika legenda tenis dunia, Björn Borg, mengenakan apparel Fila di lapangan. Busana olahraga dengan kombinasi warna merah, biru, dan putih menjadi ciri khas Fila yang elegan. Pada dekade 1990-an, Fila memperluas pasarnya ke olahraga lain seperti basket dengan menghadirkan sepatu basket untuk pemain NBA, termasuk Grant Hill, salah satu ikon NBA yang kontraknya bersama Fila menghasilkan seri sepatu populer.
Tidak hanya di olahraga, Fila juga mulai digandrungi oleh kalangan muda di perkotaan. Sepatu chunky Fila Disruptor dan model retro lainnya menjadi bagian dari budaya streetwear. Kehadiran Fila dalam musik hip hop, skateboarding, dan fashion jalanan membuatnya menjadi simbol gaya hidup anak muda era 90-an.
Ciri Khas Gaya Retro Fila
Keberhasilan Fila tidak lepas dari desainnya yang ikonik. Ciri khas Fila di era 90-an meliputi:
- Logo “F-box” berwarna merah, biru, dan putih yang sederhana namun mudah dikenali.
- Desain chunky dan bold pada sepatu yang menonjolkan kesan kuat.
- Palet warna retro dengan kombinasi warna klasik, sering kali kontras namun tetap stylish.
- Siluet oversized pada apparel yang sangat sesuai dengan tren fashion anak muda kala itu.
Tidak heran jika Fila kemudian dianggap sebagai merek yang memadukan olahraga, fashion, dan budaya pop dalam satu identitas kuat.
Strategi Kebangkitan Fila di Era Modern
Seiring masuknya era 2000-an, Fila sempat kehilangan pamornya. Persaingan ketat dengan brand raksasa seperti Nike, Adidas, dan Puma membuat Fila tersingkir dari panggung utama. Namun, alih-alih tenggelam, Fila perlahan bangkit dengan strategi yang cerdas.
Menghidupkan Kembali Tren Retro
Kunci kebangkitan Fila terletak pada revival tren retro. Mulai 2016, dunia fashion global kembali melirik gaya 80-an dan 90-an, termasuk sepatu chunky dan oversized outfit. Fila memanfaatkan momentum ini dengan menghidupkan kembali lini produk ikonis seperti Fila Disruptor II.
Sepatu tersebut langsung booming dan menjadi tren global, terutama di kalangan anak muda. Bahkan, Disruptor II pernah meraih penghargaan sebagai Shoe of the Year oleh Footwear News pada 2018.
Kolaborasi dengan Brand dan Desainer Besar
Fila juga melakukan banyak kolaborasi strategis dengan merek dan desainer terkenal, seperti:
- Fila x Fendi, kolaborasi high fashion yang memperkenalkan Fila ke ranah luxury.
- Fila x BTS, bekerja sama dengan boyband Korea yang sangat populer di dunia.
- Kolaborasi dengan perancang muda dan label streetwear untuk memperkuat citra kekinian.
Kolaborasi semacam ini berhasil menarik perhatian generasi baru yang lebih dekat dengan tren pop culture.
Fokus pada Pasar Asia dan Generasi Z
Salah satu langkah cerdas Fila adalah memperkuat posisinya di Asia, khususnya Korea Selatan dan China. Di Korea, Fila bahkan sempat diakuisisi oleh perusahaan lokal dan menjadi brand favorit anak muda. Dukungan dari budaya K-Pop dan K-Fashion membuat Fila semakin populer, terutama di kalangan Gen Z.
Selain itu, strategi pemasaran Fila banyak memanfaatkan media sosial, dengan menghadirkan kampanye visual retro-modern yang cocok untuk tren Instagram dan TikTok.
Kesimpulan
Kebangkitan Fila sebagai brand sportswear retro membuktikan bahwa kekuatan identitas dan sejarah sebuah merek bisa menjadi modal besar untuk relevansi jangka panjang. Dari kejayaannya di era 90-an bersama ikon olahraga dan budaya pop, hingga kebangkitannya di era modern lewat strategi tren retro, kolaborasi global, dan penetrasi pasar Asia, Fila berhasil menempatkan dirinya kembali sebagai salah satu brand favorit generasi muda.
Keberhasilan ini bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga kemampuan adaptasi Fila dalam membaca pasar dan menghubungkan masa lalu dengan tren masa kini. Dengan kombinasi antara warisan gaya klasik dan inovasi kontemporer, Fila berhasil membuktikan bahwa gaya retro tak pernah benar-benar mati—hanya menunggu waktu untuk kembali bersinar.